Contoh.org – Contoh Penguatan Nilai Moral Pancasila dalam Pembelajaran di SD.
Pendidikan di Indonesia seharusnya menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter Pancasila.
Namun demikian, berdasarkan hasil kajian menunjukkan kurangnya penginternalisasian nilai-nilai dan moral Pancasila.
Hal ini berdampak pada munculya perilaku menyimpang pada perkembangan diri peserta didik.
Gejala perilaku ini tampak pada berbagai perilaku di hampir setiap satuanpendidikan maupun di masyarakat.
Untuk dapat menyiapkan sumber daya manusia yang berkarakter Pancasila, diperlukan perubahan, penyempurnaan, dan penataan di satuan pendidikan secara signifikan.
Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan dalam kebijakan manajemen sekolah yang berorientasi pada proses perencanaan visi, misi, dan tujuan pendidikan moral Pancasila melalui segala aspek kegiatan pembelajaran di sekolah
Muatan nilai dan moral Pancasila akan diinternalisasikan melalui berbagai aktivitas pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Proses internalisasi tersebut dilakukan dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler.
Contoh Penguatan Nilai Moral Pancasila dalam Pembelajaran di SD
Pendidikan nilai moral Pancasila mengalami pasang surut dalam pengimplementasiannya.
Apabila ditelusuri secara historis, upaya pembudayaan atau pewarisan nilai dan moral Pancasila tersebut telah secara konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.
Namun, bentuk dan intensitasnya berbeda dari zaman ke zaman. Mengacu pada kondisi saat ini, pengamalan nilai-nilai Pancasila mengalami penyurutan yang sangat tajam.
Banyaknya peristiwa tawuran pelajar bahkan tawuran antarwarga di masyarakat menunjukkan bahwa nilai toleransi dan persatuan dalam Pancasila mengalami degradasi makna.
Banyak perilaku dan sikap beberapa pejabat dan elit publik yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat, pada kenyataannya banyak yang mempertontonkan hal-hal yang jauh dari nilai-nilai moral Pancasila.
Munculnya berbagai paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila akhir-akhir ini, merupakan hal yang perlu menjadi perhatian serius.
Paham tersebutyang mengatasnamakan agama adalah tidak sesuai dengan nilai-nilai dan moral Pancasila seperti nilai toleransi, kemanusiaan, keberagaman, kesatuan, tanggung jawab, dan keadilan.
Hal ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam karena Pancasila merupakan pandangan hidup Bangsa Indonesia, yang seharusnya menjadi acuan setiap warga negara dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Secara etimologis, nilai harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional.
Nilai adalah harga atau kualitas sesuatu Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga. Selain itu Nilai memiliki sifat statis, karena akan dijadikan oleh seseorang untuk berperilaku.
Sedangkan moral adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Moral lebih bersifat dinamis.
Seseorang dapat dikatakan memiliki moral baik karena orang tersebut telah menjalankan nilai-nilai kebaikan itu sendiri. Atau dalam bahasa lain adalah bahwa moral merupakan bentuk dinamis dari pada nilai.
Contoh Penguatan Nilai Moral Pancasila dalam Pembelajaran di SD
Implementasi Penguatan Nilai Moral Pancasila di SD
Pembelajaran nilai moral Pancasila pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar dan menengah, serta Pendidikan Luar Biasa (PLB)
dilaksanakan melalui pembelajaran secara langsung (direct) pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan secara tidak langsung (indirect) melalui integrasi ke dalam mata pelajaran lain.
Tanpa mengurangi arti dari pembelajaran yang saat ini berlangsung pada satuan pendidikan. munculnya kejadian dan gejala degradasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, memerlukan suatu sikap dan kebijakan untuk melakukan penguatan nilai moral Pancasila.
Penguatan nilai moral Pancasila diperlukan sebagai salah satu wahana sosiopedagogis pembentukan identitas, kepribadian, dan moralitas generasimuda Indonesia menyiapkan diri untuk keberlanjutan kepemimpinan bangsa.
Internalisasi nilai moral Pancasila merupakan awal untuk melakukan penguatan nilai moral Pancasila.
Untuk itu diperlukan pemahaman dari seluruh unsur pemangku kepentingan pendidikan, khususnya kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.
Penguatan nilai moral Pancasila dikembangkan secara sinergis dan interaktif melalui beragam kegiatan, seperti intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya satuan pendidikan serta dalam kegiatan pembelajaranyang bermakna.
Dan juga Penguatan nilai moral Pancasila dikembangkan melalui aktualisasi nilai moral Pancasila yang berwujud
program terstruktur, pembiasaan, keteladanan, dan pengkondisian ekosistem sekolah dengan dukungan kepala satuan pendidikan,pendidik, dan tenaga kependidikan.
Penguatan nilai moral Pancasila perlu didukung dengan penciptaan kenyamanan dan keramahan lingkungan yang mengundang (inviting) sehingga sekolah dirasakan sebagai rumah kedua (second home).
Dengan demikian keterlibatan proaktif Komite Sekolah/ Madrasah sangat dibutuhkan.
Faktanya saat ini tantangan pembelajaran nilai moral Pancasila cukup banyak, di antaranya bagaimana menentukan bentuk dan format pembelajaran agar muatan nilai moral Pancasila dapat terselenggara dengan menarik, menyenangkan, dan bermakna.
Proses pembelajaran harus mampu menanamkan nilai moralPancasila sehingga terinternalisasi pada peserta didikdan terlihat dalam setiap sikap dan perilakunya.
Penguatan nilai moral Pancasilapada satuan pendidikan bukan hanya dilaksanakan dalam pembelajaran PPKn, tetapi pada semua mata pelajaran.
Contoh Penguatan Nilai Moral Pancasila dalam Pembelajaran di SD
Dengan demikian Penguatan nilai moral Pancasila menyasar satuan pendidikan formal, keluarga, dan masyarakat.
Saat ini pengetahuan dan pemahaman nilai moral Pancasila seakan hanya berada di lingkungan satuan pendidikan.
Aktivitas anak yang paling banyak adalah ketika dia berada di lingkungan tempat tinggalnya. Artinya, keluarga, dalam hal ini orang tua, pun bertanggung jawab penuh.
Menerapkan nilai moral Pancasila mendesak untuk diaktualisasikan bahkan mulai dari tataran keluarga.
Sebagai organisasi terkecil, keluargamerupakan media yang paling strategis untuk menanamkan nilai moral Pancasila.
Menanamkan nilai moral Pancasila sejak dini di lingkungan keluarga berkaitan erat dengan pondasi ajaran agama.
Satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat harus berkemauan untuk memberdayakan dan membudayakan nilai moral Pancasila tersebut yang dilandasi dengan keteladanan.
Proses tersebut pada dasarnya merupakan reorientasi nilai moral Pancasila melalui segala aktivitas pembelajaran di keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat
Contoh Penguatan Nilai Moral Pancasila dalam Pembelajaran di SD
Tabel Nilai Pancasila dan Strategi Pelaksanaan di SD
Sila / Indikator | Strategi pelaksanaan | |
Pembiasaan | Keteladanan | |
1. Ketuhanan Yang Maha EsaBangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. |
|
|
Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai agama dan kepercayaan masing-masing atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. |
|
|
Mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa |
|
|
Membina kerukunan hidup antarsesama umat agama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa |
Penciptaan Suasana Lingkungan
|
|
Agama dan kepercayaan adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa | Berdoa dan beribadah secara rutinsesuai agama yang dianut | berdoa dan beribadah secara rutin sesuai agama yang dianut |
Mengembangkan sikap saling menghormati menjalankan kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing | Melaksanakan ibadah bersama sesuai agama dan kepercayaan masing-masing | – |
Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain | Melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing |
|
2. Kemanusiaan yang Adil dan BeradabMengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
|
|
|
Mengakui persamaan derajat,hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, warna kulit, dan sebagainya |
|
|
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia |
|
|
Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira |
|
|
Mengembangkan sikap tidak semena-mena kepada orang lain | — |
|
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan |
|
— |
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. |
|
— |
Berani membela kebenaran dan keadilan. |
|
|
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. | Mau bekerjasama dengan teman dari sekolah lain | — |
Mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. |
Program:
|
— |
3. Persatuan IndonesiaMenempatkan persatuan, kesatuan serta Penguatan Pembelajaran Nilai Moral Pancasila51kepentingan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. |
|
tertib dan taat pada peraturan bersikap sesuai norma dan adat-istiadat setempat. |
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara. |
|
|
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa | — |
|
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. | — | berperilaku bangga sebagai bangsa Indonesia. |
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilansosia | — | menyadari peran sebagai warga dunia yang bertanggungjawab terhadap lingkungannya. |
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika | — | berperilaku menghargai dan tidak membeda-bedakan suku, agama dan latarbelakang budaya. |
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. | BUDAYA SEKOLAH
|
— |
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ PerwakilanSebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. |
|
— |
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain |
|
— |
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama |
|
|
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan |
|
Mengadakan musyawarah untuk
|
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah |
|
— |
Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah |
|
— |
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan |
|
— |
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang jujur. |
|
|
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan matabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. |
|
|
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan | Bermain peran
Bermain peran simulasi Pemilu untuk memahami mekanisme penyaluran pendapat melalui wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan musyawarah |
|
Contoh Penguatan Nilai Moral Pancasila dalam Pembelajaran di SD5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaMengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan susasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. |
— | berperilaku rukun Seluruh warga sekolah bersedia bekerjasama dan bergotong-royong |
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama | — | Perilaku adil terhadap sesama. |
Menjaga keseimbangan atara hak dan kewajiban | Pemberian apresiasi kepada warga sekolah yang melakukan kewajibannya secara bertanggungjawab | Perilaku bertanggungjawab menyelesaikan kewajiban dan santun dalam menuntut hak |
Menghormati hak orang lain. | Bekerja Dalam Kelompok
Tidak melakukan kegiatan yang merugikan orang lain. Menghormati hak orang lain. |
|
Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. | Memberikan apresiasi kepada warga sekolah yang menunjukkan kemandirian dalam kegiatan di kelas dan sekolah | |
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain | — | Perilaku tidak memanfaatkan hak miliknya untuk menekan/ mengganggu (merundung)/ merugikan orang lain |
Tidak menggunakan hak milik untuk untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dangaya hidup mewah |
|
|
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau kepentingan umum. |
|
— |
Suka bekerja keras |
— |
|
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama |
|
— |
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial. | — | menjaga suasana kekeluargaan dalam setiap kegiatan bersama. |